MaKaSih Dah Mo MamPir Di bLog Diri Ku. :z JangAn LuPa iSi VoTing nYa dan MoTiVasi Tuk Diri Ku :$
Dan GuNakan sMs gRaTis nYa, BiLa di PerLuKan :y

KAHLIL GIBRAN

Sebelumnya Diri Ku mohon maaf karena Diri Ku gak bs buat dari Part 1, :y di karenakan mungkin dari beberapa kalian sudah tau dan mungkin sudah pernah baca, :$ jadi langsung aza ke Part 12 (yang baru menurut Diri Ku). :L
Maaf juga kalo di antara kalian sudah pernah baca, :y Terimakasih dan silahkan baca yang belum tau. :~
Lansung aza yah :z

SANG NABI part 12

Seorang ahli hukum menyusul bertanya,
Dan bagaimana tentang undang-undang kita?

Dijawabnya,
Kalian senang meletakkan perundang-undangan,
namun lebih senang lagi melakukan pelanggaran.

Bagaikan kanak-kanak yang asik bermain di tepi pantai,
yang penuh kesungguhan menyusun pasir jadi menara,
kemudian menghacurkannya sendiri,
sambil gelak tertawa ria.

Tapi,
selama kau sedang sibuk menyusun menara pasirmu,
sang laut menghantarkan lebih banyak lagi pasir ke tepi,
Dan pada ketika kau menghancurkan menara buatanmu,
sang laut pun turut tertawa bersamamu.

Sesungguhnya,
samudra senantiasa ikut tertawa,
bersama mereka yang tanpa dosa.

Tapi bagaimanakah mereka,
yang menganggap kehidupan bukan sebagai samudra,
dan melihat undang-undang buatannya sendiri,
bukan ibarat menara pasir.

Merekalah yang memandang kehidupan,
laksana sebungkal batu karang,
dan undang-undang menjadi pahatnya,
untuk memberinya bentuk ukiran,
menurut selera manusia,
sesuai hasrat kemauan.

Bagaimana Dia,
si pincang yang membenci para penari ?

Bagaimana pula kerbau yang menyukai bebannya,
dan mencemooh kijang menjangan,
menamakannya hewan liar tiada guna ?

Lalu betapa ular tua,
yang tak dapat lagi menukar kulitnya,
dan karenanya menyebut ular lain telanjang,
tak kenal susila.

Ada lagi Dia,
yang paling pagi mendatangi pesta,

Suatu perhelatan perkawinan,
kemudian setelah kenyang perutnya,
dengan badan letih kecapaian,
meninggalkan keramaian dengan umpatan,
menyatakan semua pesta sebagai pelanggaran,
dan semua peserta pelanggar hukum belaka.

Apalah yang kukatakan tentang mereka,
kecuali bahwa memang mereka berdiri di bawah sinar mentari,
namun berpaling wajah, dan punggung mereka membelakangi?
Mereka hanya melihat bayangannya sendiri,
dan bayangan itulah menjadi undang-undangnya.

Apakah arti sang surya bagi mereka,
selain sebuah pelempar bayangan?

Dan apakah kepatuhan hukum baginya,
selain terbongkok dan melata di atas tanah,
mencari dan menelusuri bayangan sendiri?

Tapi kau,
yang berjalan menghadapkan wajah ke arah mentari,
bayangan apa di atas tanah,
yang dapat menahanmu?

Kau yang mengembara di atas angin,
kincir mana yang mampu memerintahkan arah perjalananmu,
hukum mana yang mengikatmu,
bila kau patahkan pikulanmu,
tanpa memukulnya pada pintu penjara orang lain?

Hukum apa yang kau takuti,
jikalau kau menari-nari,
tanpa kakimu tersandung belenggu orang lain?

Dan siapakah dia yang menuntutmu,
bila kau mencampakkan pakaianmu,
tanpa melemparkannya di jalan orang lain?

Rakyat Orphalese,
kalian mungkin mampu membungkam genderang,
dan kalian dapat melonggarkan tali kecapi,
namun katakan,
siapakah yang dapat menghalangi,
burung pipit untuk menyanyi.

bY : KAHLIL GIBRAN

0 comments:

Template by : x-template.blogspot.com
eDit bY : Diri Ku